BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan dan
tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita
sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari
semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia
bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai persenjataan lengkap.
Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di
dalam suatu pembagian kerja yang sempurna.
Sistem
imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen
system imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara
imunologis terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan
antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif.
Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu mempunyai
respon imun yang menyimpang.Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya
bagi kesehatan, tentunya harus disertai
dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa
beracun ke dalam tubuh. Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas
hidup.
Tubuh manusia akan selalu terancam
oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi. Stress
emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system
pertahanan tubuh.
Sistem imun adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali
terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi. Sejak dasawarsa 1960
perhatian terhadap teknik imunisasi makin meningkat. Dewasa ini, imunisasi
telah menjadi amat terkenal sebagai metoda pilihan untuk penentuan analit
secara kuantitatif. Imunisasi telah masuk ke dalam banyak cabang dan disiplin
dari penelitian ilmiah terutama yang berkaitan dengan subyek biologis.
B.
Tujuan
1. Agar lebih
memahami sistem kekebalan tubuh/system imun
2. Agar menambah
wawasan dan memperbanyak ilmu
C.
Manfaat
Dari makalah ini diharapkan dapat membantu
pembaca dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan, yang merupakan aspek dasar
dalam kehidupannya. Dalam makalah ini akan membahas bagaimana cara menjaga imun
dan daya tahan tubuh yang stabil sebagai dasar untuk mencegah berbagai macam
penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Imun
(bahasa Inggris:immune system) adalah system perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor,dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. (5)
A. Fungsi
sistem imun:
1. Pembentuk
kekebalan tubuh.
2. Penolak dan
penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya
sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga
keseimbangan komponen dan fungsi tubuh. (9)
B. Organ
Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem
imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena itu organ
organ yang berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. Dibagi menjadi
dua, yaitu :
I. Organ
limfatik primer
1.Timus
Gambar
2.1. Kelenjar Timus
Suatu
jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian atas.
Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
2. Sumsum
Tulang
Gambar 2.
2. Sumsum Tulang Belakang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan
tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan
limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau
tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B. (2)
I.
Organ limfatik
sekunder
1.
Tonsil
Gambar 2. 3. Tonsil
Jaringan lymphatic
yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .
Fungsi : Memproduksi
lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke dalam cairan lymph.
Tonsil terletak pada
:
1)Dinding dalam
nosopharynx (tonsila pharingea )
2)Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah
(tonsil palatina)
3)Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Tonsil bukan
merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent, oleh sebab
itu tonsil tidak menyaring cairan lympha. (6)
1.Nodus Limfa
Gambar 2. 4. Nodus Limfa
Adalah titik di
sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit
dan makrofag.
Nodus limfa berfungsi
sebagai:
Penyaring mikroorganisme
dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus. Jadi bila jaringan
terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila ditekan. Apabila
infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel nodus sehinggar
nyeri serta bengkak mereda. Apabila infeksinya berat, organesme penyebab
infeksi akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi sehingga terbentuklah
abses di dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak berhasil dirusak oleh
nodus, bakteria tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi
sirkulasi sistemik dan menimbulkan septikemia. (3)
1.Memproduksi limfosit
baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus bermultiplikasi secara konstan
dan sel-sel yang baru terbentuk akan dibawa oleh cairan limfe.
2. Nodus dapat
memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk mencegah infeksi. (10)
Gambar 2. 5. Limpa
Limpa ialah
sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri abdomen di
daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas. Limpa
berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri
atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu terbentuk isi limpa
atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastis yang
terdiri dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperram-
seandainya ada- sangat kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar
tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke dalam jaringan limpa dan membaginya ke
dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan
keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah
itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa, sehingga darahnya dapat
bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ yang lain
dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa.
Tetapi langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam
limpa dikumpulkan lagi oleh sistem sinus yang bekerja seperti vena dan yang
mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan
membentuk vena limpa (vena lenalis). Vena ini membawa darahnya masuk ke
peredaran gerbang (peredaran portal) dan
diantarkan ke hati.
Fungsi limpa :
1. Sewaktu masa janin
limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang dewasa juga masih
mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
2. Sel darah merah yang
sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
3. Limpa juga
menghasilkan limfosit.
4. Diperkirakan juga
limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.
5. Sebagai bagian dari
sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam perlindungan terhadap
penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi. (10)
2. 6. Sistem Imunitas
C. Sistem Pertahan Tubuh
Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan tubuh spesifik.
1.
Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan memberikan perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh
non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Lapisan Pertama
A. Pertahanan fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia antara lain adalah:
a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme.
b)Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
c)Cilia, mikroorganisme
yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh gerakan silia yang melekat pada sel epitel.
d)Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
e)Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta menghancurkan mereka.
Gambar 2. 8 Leukosit
f)Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan, panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan granulosit dan mikroorganisme nosit keluar.
B. Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh
non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain adalah:
a.Bersin,
reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus,
benda dan lain-lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan bersin.
b.Bilasan
air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih untuk mengeluarkan benda tersebut.
c.Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih untuk menetralkan.
d.Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera mengeluarkannya.
C. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
a.Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh.
b.HCL lambung,
membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
c.Asiditas vagina, membunuh bakteri
yang tidak tahan asam.
d.Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam. (1)
I. Lapisan kedua
A.Seluler
a.Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah
dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
b.Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas
neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan
mekanisme fagositosis.
B.Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel
tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di
sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel
yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali
antigen
C. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan
yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu kerusakan.
Fungsi inflamasi:
1.Membunuh antigen yang masuk.
2.Mencegah penyebaran infeksi.
3.Mempercepat proses penyembuhan
1.Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)
Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di dapat melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh membentuk system imun.
Komponen sistem imun yang
paling utama adalah pada bagian ini yaitu leukosit.
Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :
A.Kekebalan
Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang
diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin
yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon
imun non-spesifik berhasil dilakukan.
1)Fragmen antigen yang telah
difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2)Fragmen tersebut kemudian
ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui
molekul MHC kelas II.
3)Pesan mengenai fragmen
antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan
humoral dengan membelah diri.
Macam-macam sel limfosit B:
1)Sel B memori, diprogram
untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh
sewaktu-waktu.
2)Sel B plasma, mensekresikan
antibodi dan hidup selama 4-5 hari.
B. Kekebalan Dimediasi
Sel
Pembentukan kekebalan
diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen
masuk ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel
dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen
oleh sel limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel
fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
2) yang telah difagositosis tidak
dicerna oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian
ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui
molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan
diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga mengalami
apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi.
Macam-macam sel limfosit T:
1)Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali
antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2)Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B,
pembentukan antibodi dan
aktivasi sel T.
3)Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang
diserang antigen.
4)Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari
cukup. (5)
D. Reaksi Hipersensitivitas (7)
Adalah
suatu respon imun yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan sebagai akibat paparan (antigen) terhadap substrat yang secara
intrinsik sebenarnya tidak berbahaya.
Penggolongannya
menurut Gells dan Coombs , yaitu :
Penggolongan
|
Contoh
|
|
Tipe I
|
Immediate Hypersentivity
|
Drug allergy (termasuk
anaphylaxis shock)
Hay
fever
|
Tipe II
|
Antibody mediated
cytotoxicity
|
Anemia
hemolitik
|
Tipe III
|
Immune
compleks
|
Auto
imun
|
Tipe IV
|
Cell–mediated Hypersentivity
|
Dermatitis kontak,
TBC
|
E. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh
a) Nama
penyakit : HIV-AIDS
AIDS, merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV(Human Immunodeficiency Virus).Pada tubuh manusia, virus HIV hanya menyerang sel yang memiliki protein tertentu .Protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih T4, yaitu sel darah putih yang berperan menjaga system kekebalan tubuh.Apabila virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan mengalami penurunan system kekebalan tubuh.Akibatnya, para penderita HIVAIDS akan mudah terinfeksi berbagai jenis penyakit. Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV.
Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relative lama, yaitu antara 510 tahun.Bahkan ada penderita HIV positif yang seumu hidupnya tidak menjadi penderita AIDS.Ha ltersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan system kekebalan tubuh penderita.Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur,penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS.
b)Patofisiologi
Supaya terjadi infeksi, virus
harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih. Materi genetik virus
yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. DI dlam sel, virus berkembang
biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru.
Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya. Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor
protein yang disebut CD4 yang terdapat di selaput bagian luar.
Sel-sel yang memiliki reseptor
biasanya, disebut sel CD4+ atau limfosit penolong. Limfosit T penolong
berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lain pada sistem kekebalan
(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang semuanya
membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organesme asing. Infeksi HIV
menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem
tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.
c) Farmakoterapi
Obat-obatan HIV AIDS :
1.NRTI (nucleoside atau
nucleotide reserve transcriptase
inhibitor)
2.NNRTI (non nucleoside
reserve transcriptase inhibitor)
3.PI (protease inhibitor)
Dari tekniknya, virus AIDS
sulit berpindah. Kontak secara kebetulan di dudukan toilet, bersentuhan,
berjabat tangan, memencet tombol pintu, setelah ditengarai menjadi saluran
penularan AIDS. Padahal pengertian ini salah besar. AIDS ditularkan melalui transfusi darah. Virus ditemukan di darah,
mani, kelenjar vagina, urin, air susu, air ludah dan air mata. Biasanya kulit
sudah cukup untuk menghentikan masuknya virus. Tapi jika cairan di tubuh anda,
virus langsung masuk ke tubuh anda dan untuk itu bisa menular.
Meskipun virus AIDS ditemukan pada kelenjar air ludah, ciuman
dipertimbangkan bukanlah faktor beresiko penularan AIDS. Tidak ada catatan
penularan dengan cara ini. Cairan yang beresiko tinggi adalah darah dan mani,
dan pada tingkat yang lebih rendah, kelenjar vagina. Jika kulit anda luka, itu
bisa menjadi tempat masuknya virus AIDS.
Lebih mudah lagi penularan AIDS melalui anal seks karena lubang anus lebih
menyenangkan daripada vagina. Sebaliknya, butiran kelenjar juga dihasilkan
lubang vagina selagi berhubungan intim. Ini adalah jalur langsung menuju darah
buat virus AIDS. Ini bisa terjadi pada anda. Jika penis anda panas atau kulit
terluka, virus langsung bisa masuk ke dalam darah.
Para ahli mengemukakan bahwa anda tidak harus
berhubungan seks dengan memaksa atau kekerasan. Hindari memasukkan obyek yang
besar ke dalam vagina atau anus. Gunakanlah kondom bersih dan sederhana.
Gambar 2. 9. bentuk Virus HIV AIDS
e)Pencegahan
1.Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
2.Tidak bergonta-ganti pasangan.
3. Menghindari pemakaiaan obat-obatan terlarang.
4. Penggunaan jarum suntik hanya sekali pakai.
5. Ibu yang positif HIV dianjurkan untuk tidak
menyusui bayinya.
6. Penderita HIV jangan melakukan donor darah.
7. Setiap melakukan transfusi darah, darah dipastikan
benar-benar terbebas dari
HIV. (10)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas
maka di dapat kesimpulan sebagai berikut:
1.Imunologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi imunitas. Imunologi berasal
dari ilmu kedokteran dan penelitian awal akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan
imunitas yang pertama kali diketahui adalah selama wabah Athena tahun 430 SM.
Thucydides mencatat bahwa orang yang sembuh dari penyakit sebelumnya dapat
mengobati penyakit tanpa terkena penyakit sekali lagi.
2.Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
3.Sistem
imun berfungsi sebagai pelindung tubuh dari invasi penyebab penyakit,
menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
4.Respons
imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap
antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Dilihat dari beberapa kali
pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respon imun yaitu respons imun
primer dan respons imun sekunder.
5.Pertahanan
tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh spesifik dan pertahanan tubuh non spesifik.
6.Mekanisme
imunitas meliputi imunitas selular, yang dalamnya sel T dan makrofag berpartisipasi
dan imunitas humoral (dengan perantara antibodi) yang melibatkan dalam sel T,
sel B dan makrofag.
7.Ditinjau dari cara memperolehnya, imunitas dibagi
menjadi dua yaitu imunitas aktif, yaitu bila seseorang secara aktif membentuk
sendiri imunitasnya terhadap suatu penyakit dan imunitas pasif, yaitu bila
imunitas itu berasal dari luar yang kemudian masuk atau dimasukkan ke dalam
tubuh.
8.Reaksi hipersensitivitas adalah suatu respon imun
yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat
paparan (antigen) terhadap substrat yang secara intrinsik sebenarnya tidak
berbahaya.
9.Reaksi hipersensitivitas dibagi menjadi 4 tipe
yaitu tipe I, II, III, dan IV.
10.HIV- AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem
imunitas manusia. HIV ditularkan melalui cairan tubuh, transfusi darah, jarum
suntik, dan hubungan seks.
B. Saran
yaitu untuk pembaca diharapkan
dalam membaca makalah ini dapat lebih tahu dan memahami tentang pentingnya
Sistem Imun sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang awam dan
dapat diaplikasikan untuk diri sendiri dan dilingkungan. Selain itu penulis
mengharapkan saran yang membangun yang dapat menjadi motivasi dalam pembuatan
makalah-makalah berikutnya sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya penulis
lebih teliti dan lebih baik lagi dalam menyampaikan informasi dalam bentuk
tertulis seperti makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.Aisa. Makalah
Anatom dan Fisiologi Manusia (Sistem Imun). 2012. Kendari : Universitas
Haluoleo. http://aisaayi.blogspot.com/2013/03/anatomi-dan-fisiologi-manusia.html. Diakses
tanggal 26-2-2014.
2.Bloom dan
Fawcett. Buku Ajar Histologi Edisi 12.
2002. Jakarta : EGC.
3.Gibson,
John. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk
Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC.
5. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/
7.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CD4QFjAD&url=http%3A%2F%2Ffarmasi.unud.ac.id%2Find%2Fwp-content%2Fuploads%2FHIPERSENSITIVITAS-presentasi.pdf&ei=5-xlU7LLOoKjugT56oHoAw&usg=AFQjCNGi7zGj4mC29ivaH3bReIPCKQt0Zw&bvm=bv.65788261,d.c2E
9.materi78.files.wordpress.com/2014/04/imun_bio3_4.pdf
10.Pearce, Evelyn
C. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
11. Sophia,Yenny,
dkk. 2013. Makalah Penyakit HIV-AIDS.
Medan : Universitas Tjut Nyak Dhien.
12. Watson,
Roger. Anatomi dan Fisiologi Untuk
Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar